Mengulik Buku Tua di Pasar Antik Kota Lama
- de`circlehistory
- Jun 16, 2019
- 2 min read
Updated: Jun 19, 2019
Oleh: Thriyani Rahmania

Kini tak sulit mencari barang antik dan dokumen kuno di kota-kota besar di Indonesia. Jika Solo memiliki Pasar Triwindu, Semarang juga ternyata memiliki Pasar Antik yang berlokasi di kawasan Kota Lama Semarang, Jawa Tengah. Belasan lapak terlihat berjejer memamerkan koleksi barang antiknya, mulai dari lukisan, buku tua, perabotan rumah tangga, hingga mata uang kuno saat zaman penjajahan. Keberadaan barang antik, dewasa ini semakin gencar dicari karena dinilai memiliki nilai jual yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan barang lainnya. Para kolektor pun sependapat bahwa setiap koleksi mengisahkan ceritanya masing-masing, tak terkecuali buku tua yang bagi sebagian orang hanyalah 'sampah' yang kian menguning di jajaran koleksi lainnya.

Tak disangka lapak yang tidak memiliki pesaing ini cukup menarik perhatian para pengunjung yang justru banyak berasal dari luar Semarang hingga wisatawan luar negeri. Hal ini karena Kota Semarang, yang notabene adalah kota industri mengakibatkan belum terlalu banyak yang berminat di bidang sejarah. Berbicara eksistensi, buku tua dapat dilihat dari grup perkumpulan yang ada di media sosial Facebook. Masing-masing komunitas ini memiliki satu koordinator di daerahnya untuk memandu calon pembaca sekaligus pembeli. Sehingga para penjual tidak hanya membuka lapak di setiap daerahnya namun juga memungkinkan untuk berkomunikasi dan bertransaksi di dunia maya.
Aneka ragam buku mulai dari novel, buku sejarah, dokumen bahkan komik dari beberapa generasi dijual dengan harga yang bervariasi. Buku tua ini diinfokan dan diperoleh dari grup dari yang tersebar di Jogja, Bandung, Solo, Malang dan Jakarta. Ari, selaku penjual mengaku membrandol buku original yang bercerita mengenai kelahiran Bangsa Indonesia hingga tembus ratusan ribu rupiah. Bukan tanpa alasan, Ari pun mengaku kesulitan mencari dan membeli buku tua dengan harga ratusan rupiah untuk setiap bukunya. Namun harga yang ditawarkan di lapak hanya berkisar mulai dari 5rb hingga 50rb untuk setiap bukunya. Beruntung masih banyak peminat buku tua yang loyal saat ini.
“Kalau buku sama dokumen itu ibaratnya gak perlu modal gede yang penting bisa milah yang mana bisa jadi duit”, ujar Ari ketika didatangi di lapaknya (20/4).
Sering juga ada yang nawarin, lihat dari yang menyukai apakah jumlahnya banyak atau sedikit. Bagi sebagian orang buku tua memiliki ilmu yang lebih lengkap bila dibandingkan dengan buku lainnya yang sudah mengalami banyak modifikasi. Sistem penjualannya pun para penjual harus pintar mencari peluang dan strategi agar buku yang dibeli tidak sia-sia. Beli satu kemudian posting di media sosial atau disebarkan di grup komunitas agar penjual dapat mengetahui seberapa besar daya tarik buku itu di kalangan para kolektor buku lainnya. Setelah cocok, barulah transaksi dapat terjadi antara kedua belah pihak, bisa transaksi melalui facebook ataupun membayar langsung di tempat.
Pasar antik ini biasa dibuka mulai dari jam 10 pagi hingga menjelang malam tergantung dengan kondisi cuaca. Penjaga lapak pun mengaku senang dengan lokasi pasar yang dekat dengan kawasan Kota Lama membuat pasar ini tak pernah sepi dilalui para pengunjung.
Comments